Assalamu alaikum Wr.Wb.
Ustadz... saya mau bertanya bagaimana cara menghitung jumlah zakat yang harus kita keluarkan yang mana zakat yang mau dikeluarkan itu berasal dari penghasilan bulanan ( Gaji ).
Terima kasih.
Wassalam.
Nasir
Jawaban
Wa’alaikum salam wr. wb. Terima kasih atas pertanyaannya Bapak Nasir yang baik.
Zakat penghasilan gaji bulanan /zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama dengan orang/lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) halal yang memenuhi nisab (batas minimum untuk wajib zakat). Para ulama kontemporer dalam menentukan tarif zakat profesi juga berbeda, pendapat yang masyhur adalah pendapat Muhammad Abu Zahrah, Abdurahman Hasan, Abdul Wahhab Khollaf, Yusuf Qaradhawi, Syauqy Shahatah dan yang lainnya sepakat bahwa tarif zakat penghasilan profesi adalah 2,5 %. Menurut Didin Hafiduddin Zakat penghasilan bulanan ( Gaji ) dianalogikakan dengan zakat pertanian dikeluarkan saat mendapatkan panen/hasil gajian. Jika seorang muslim memperoleh pendapatan dari hasil gaji atau profesi tertentu, maka dia boleh mengeluarkan zakatnya langsung 2.5 % pada saat penerimaan.
Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Umar bin Abdul Aziz dan ulama modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul (satu tahun) mengeluarkan zakat profesi, tetapi zakat profesi dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan zakat pertanian yang dibayar pada setiap waktu panen. (haul: lama pengendapan harta).
Dalil atas wajibnya zakat profesi/penghasilan gajian adalah keumuman lafadz, Allah berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik...” (QS. Al-Baqarah (2): 267) "dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian". (QS. Adz-Dzaariyaat (51): 19)
Zakat profesi oleh para ulama kontemporer dibedakan yaitu; Pertama, berdasarkan fatwa MUI 2003 tentang zakat profesi setelah diperhitungkan selama satu tahun dan ditunaikan setahun sekali atau boleh juga ditunaikan setiap bulan untuk tidak memberatkan. Model bentuk harta yang diterima ini sebagai penghasilan berupa uang, sehingga bentuk harta ini di-qiyas-kan dalam zakat harta (simpanan/ kekayaan). Nisabnya adalah jika pendapatan satu tahun lebih dari senilai 85gr emas (harga emas sekarang @se-gram Rp. 300.000) dan zakatnya dikeluarkan setahun sekali sebesar 2,5% setelah dikurangi kebutuhan pokok. Contohnya: minimal zakat profesi yaitu @se-gram Rp. 300.000 x 85 (gram) = 25.500.000. Adapun penghasilan total yang diterima oleh pak Nasir Rp. 30.000.000 (gaji perbulan Rp. 2.500.000) harta ini sudah melebihi nishab dan wajib zakat Rp. 30.000.000 x 2,5 %= sebesar Rp. 750.000,- (pertahun) Rp. 62.500 (perbulan)
Kedua, dikeluarkan langsung saat menerima pendapatan ini dianalogikan pada zakat tanaman. Model memperoleh harta penghasilan (profesi) mirip dengan panen (hasil pertanian), sehingga harta ini dapat dianalogikakan ke dalam zakat pertanian. Jika ini yang diikuti, maka besar nisabnya adalah senilai 653 kg gabah kering giling setara dengan 520 Kg beras dan dikeluarkan setiap menerima penghasilan/gaji sebesar 2,5% tanpa terlebih dahulu dipotong kebutuhan pokok (seperti petani ketika mengeluarkan zakat hasil panennya). Contoh: Pemasukan gaji pak Nasir Rp. 2.300.000/bulan, nishab (520 kg beras, @Rp. 4000/kg = Rp. 2.080.000). Dengan demikian maka pak Nasir wajib zakat Rp. 2.300.000 x 2,5% = sebesar Rp. 57.500,-
Al-hasil, jika Bapak Nasir memiliki penghasilan gaji perbulan: Rp 3.000.000,- asumsi nishab dengan 520 kg beras x @ Rp. 4000 = Rp 2.080.000, Berarti Bapak sudah melabihi nishab dan wajib zakat sebesar Rp. 3.000.000 x 2,5 % =Rp. 75.000,- (wajib zakat yang dikeluarkan per bulan) atau boleh juga menunaikannya sebesar Rp 900.000 per tahun). Sebaliknya, jika pendapatan gaji Pak Nasir kurang dari nishab (Rp 2.080.000), maka bapak tidak wajib membayar zakat dan dianjurkan bersedekah.
Demikian semoga dapat dipahami. Waallahu A’lam.
Pondok Pesantren Salaf dan MDA-MDW-MDU "Darul Ulum" Desa Ambowetan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang-Jateng
DONASI
hubungi
HP 0877 3357 2211
HP 0877 3357 2211
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PENYELENGGARA
Penasehat :
KH Ansor Hasan, Drs Supaat,M.Pd, Agus Kusyanto S.P.d
Kepala Madin : Ust. Sholeh
Ka.Ur TU : Purwo, S.Pd
Bendahara : Sunarto
Ur.Kurikulum : H Asmuni
Ur.Pengembg : Ubaedillah
Ur.Pengajaran : Nur Hasan
KH Ansor Hasan, Drs Supaat,M.Pd, Agus Kusyanto S.P.d
Kepala Madin : Ust. Sholeh
Ka.Ur TU : Purwo, S.Pd
Bendahara : Sunarto
Ur.Kurikulum : H Asmuni
Ur.Pengembg : Ubaedillah
Ur.Pengajaran : Nur Hasan
Entri Populer
-
Ibadah haji termasuk ibadah yang paling utama dan ketaatan yang paling agung, ia adalah salah satu rukun Islam yang diturunkan oleh Allah Ta...
-
Pondok Pesantren semestinya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia, karena sejarah panjang bangsa ini tida...
-
Setelah shalat wajib lima kali sehari, kita melakukan dzikir dan wirid, kemudian memanjatkan doa. Tidak ...
-
Bertempat di halamab Masjid Nurul Huda Ambowetan , Ustadz sholeh, Kepala Madin Darul Ulum dilantik menjadi Ketua Dewan Syuro Nahdlatul Ulama...
-
JIKA ANDA BERMINAT UNTUK INFAAQ - SODAQOH ATAU JARIYAH SILAHKAN SALURKAN KE PANITIA PEMBANGUNAN MASJID KEMBAR NURUL HUDA. DESA AMBOWETAN...
-
Madrasah Diniyah Wustho "Darul Ulum" NSM : 41.2.23.27.13.27 ...
-
Software Islami kina bisa anda dapatkan dengan mudah. Software Islami ini telah melekat pada berbagai merk laptop/Netbook. Salah satu perusa...
-
1. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tinggalkan tujuh dosa yang dapat membinasakan. Sahabat bertanya: Apakah itu ya Rasulullah?...
-
Assalammu'alaikum Wr Wb Pengantar Seiring dengan perkembangaan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan, kebutuhan akan pendi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar